Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu Caksis telah melakukan ziarah ke Makam KH. Mohammad Hasan Genggong atau Syekh Hasan Genggong di Probolinggo. Keinginan untuk bisa berziarah ini bukanlah keinginan yang mendadak, namun melainkan keinginan yang terpendam beberapa bulan lamanya.
Keinginan untuk berziarah ini tepatnya datang pada saat beberapa bulan yang lalu saat ada saudara Caksis yang meninggal di daerah Probolinggo. Sambil riset sedikit dengan menggunakan Youtube dan Google Maps, Caksis lihat tidaklah seberapa jauh dari rumah saudara Caksis tersebut, sekitar 30 menit perjalanan saja tepatnya.
Akan tetapi pada waktu itu dikarenakan yang namanya kegiatan melayat tentu saja bukanlah waktu yang bisa ditata sedemikian rupa untuk bisa tepat waktunya bersamaan dengan kegiatan lain. Selalu ada hal lain yang harus dilakukan sehingga tak terasa waktu sudah mendekati sore hari. Ditambah dengan cuaca yang sangat terik karena harus melewati jalur Pantura menambah enggan untuk beranjak jauh di luar kepentingan melayat.
Sosok Syekh Hasan Genggong ini adalah sosok yang diyakini sebagai seorang Waliyulah yang ceritanya masyhur di antara kalangan para Kyai ataupun Habaib. Beberapa karomah Beliau juga sering diceritakan kembali sebagai bukti kewalian Beliau. Termasuk juga beberapa cerita dari Guru Sekumpul atau Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani dari Martapura, Kalimantan Selatan.
Makam Beliau ini ada di area dalam Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di wilayah Kabupaten Probolinggo, berdekatan dengan Masjid Jami' Al-Barokah. Pada hari-hari biasa akan banyak lalu lalang kegiatan santri putri yang menuntut ilmu di Madrasah Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Terkadang tentu saja orang akan ragu untuk masuk dikarenakan juga keramaian dalam Madrasah tersebut. Namun Alhamdulillah walaupun demikian tampaknya, makam KH. Mohammad Hasan Genggong tetap terbuka untuk umum dan tidak perlu ragu untuk masuk ke makam Beliau, asalkan tetap dengan berpakaian yang sopan dan rapi sesuai dengan syariat Islam, baik untuk perempuan ataupun laki-lakinya.
Kesan pertama sewaktu ada di makam Beliau tentu saja kesan yang sama yang bisa dirasakan di makam para waliyullah yang lainnya. Ketenangan, kedamaian, kesyahduan dan keheningan menjadi satu rasa di saat duduk bersila di depan makam Beliau. Tahlil dan doa dipanjatkan untuk mendapatkan segala keberkahan dari sosok Beliau. Keberkahan terutama keilmuan dari Beliau, Caksis harapkan mengalir dan tercurah ke putri-putri Caksis yang sekarang ini mondok di Ponpes juga.