Warisan Digital, Apa Pula Itu Maksudnya ... ?


Lama tidak nulis disini, lama tidak menuangkan ceita melalui tulisan disini, lama tidak hadir mengisi ruang kosong di website ini dan lama pula tidak update kabar dari jeritan hati yang meronta mencari waktu luang serta suasana hati yang bersemi laksana bunga bermekaran di sudut taman...

Ah, sudahlah...ya inilah hidup dan kehidupan yang memang harus mengalami pasang surut. Bukan hanya soal keimanan yang seringkali dibahas mengalami pasang surut, atau laksana ombak di laut yang juga adanya pasang surut. Kehidupan yang kita jalani pun demikian, walaupun seringkali kita menolak untuk mengakui kekalahan pada diri sendiri di saat sedang proses surut.

Tak terasa tahun 2025 sudah menginjak di bulan Agustus. Banyak yang Caksis alami dan rasakan dalam kurun waktu tidak menulis di website ini. Merasakan, mengamati, dan menikmati proses untuk menjadi "tua" yang tentu saja ada banyak yang harus dipersiapkan sebelum terlambat, sebelum Caksis menjadi tua beneran yang semestinya jika Allah mentakdirkan demikian, Aamiin.

Caksis banyak berkaca pada kejadian-kejadian yang dialami orang lain, karena kita lebih mudah mengamati apapun yang dialami orang lain..ibarat pepatah gajah di pelupuk mata tak tampak, tapi semut di seberang lautan tampak. Manusiawi memang karena fitrah manusia memang demikian. Selama itu wajar menilai orang lain untuk menjadikan pelajaran bagi diri sendiri, untuk bekal berproses menjadi tua yang lebih bijak, lebih santun, dan lebih bisa menata hati.

Satu hal yang Caksis sadari saat ini adalah bahwa dunia sudah berbeda dengan dunia yang Caksis rasakan dahulu di waktu masih kecil hingga waktu muda. Benar-benar berbeda tatanan kehidupan dunia sekarang. Dahulu seorang anak bermain dengan dunia yang nyata, sekarang anak-anak sudah berpindah bermain ke dunia maya. Dahulu seorang remaja yang sedang kasmaran harus sabar menunggu balasan surat dari kekasihnya, sekarang balasan percakapan bisa langsung dengan adanya gadget handphone. Dahulu seorang anak seringkali dimarahi ibunya karena seringkali lupa saat disuruh belanja di warung sebelah selalu ada yang ketinggalan, sekarang malah ibunya yang harus mengalah berangkat sendiri ke warung sebelah karena anaknya sibuk main gadget.

Sekarang digitalisasi sudah menjadi keharusan dalam bidang apapun. Mau apapun kegiatan yang dilakukan, sedikit tahu tentang dunia digital akan bisa membawa banyak perbedaan. Mau tahu hal-hal yang disukai atau tidak disukai oleh orang lain, kita tinggal intip saja di sosial medianya. Mau tahu gambaran karakter seseorang, kita tinggal baca saja dari sosial medianya. Terlebih jika mau bisa menjadi saudagar tanpa modal, maka banyaklah belajar secara digital dengan banyaknya marketplace yang bertebaran di dunia digital ini. Semudah itu seolah-olah setiap gerak kita mudah dipantau oleh orang lain dan menjadi privasi sebagai sekat yang hanya sekedar tempelan yang mudah kita hapus atau rusak.

Nah..apa yang Caksis pikirkan sekarang ini, kenapa tidak sekalian saja kita meninggalkan warisan digital yang bisa bermanfaat untuk anak-anak keturunan kita nanti. Warisan bukan hanya soal harta benda saja, terlebih jika kita mau menggali lebih dalam, ilmu itupun juga warisan yang seharusnya nilainya melebihi harta apapun. Terlebih barang digital adalah barang yang lebih tahan lama, mudah aksesnya dan mudah untuk mempelajarinya jika kita mau belajar. Foto-foto atau video keluarga adalah salah satu contoh warisan digital yang mudah kita akses nanti di saat menjadi "tua" beneran. 

Kalau yang ingin Caksis benar-benar ingin lakukan tentang warisan digital ini adalah membuat sebuah kolase video tentang hal yang ingin Caksis sampaikan untuk dijadikan nasihat dan pegangan buat anak-anak keturunan Caksis nanti. Karena akhir usia seseorang tidak ada yang mengetahui, sampai batas mana nanti bisa mengantar dan menemani anak-anak dalam jenjang tahapan kehidupan yang harus mereka lewati nantinya.

Ya semoga saja adanya warisan digital yang ingin Caksis kerjakan bisa juga menjadi obat rindu di saat nanti anak, cucu dan keturunan Caksis ingin mendengar suara dan pola laku dari sang kreator Digital Legacy.

Kita pun semuanya bisa berbuat demikian. Bayangkan jika kita bisa kembali mendengar dan melihat sosok ayah atau ibu kita yang sudah lama meninggal. Bayangkan Beliau berbicara menasihat kita seolah-olah sosok dan suara itu begitu dekat. Bayangkan Beliau memeluk kita dari belakang sambil menenangkan perasaan kita yang mungkin sedang kalut menghadapi pasang surutnya hidup ... 

Karena itulah yang Caksis bayangkan saat menulis cerita ini .... 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Youtube Channel Image
Caksis.com Jangan lupa Subscribe ya ke channel Youtube Caksis NgeVlog
Subscribe