Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Duduklah di sini, dekat denganku....

Duduklah di sini, dekat denganku....

Tenangkan hatimu, istirahatkan pikiranmu sejenak dari riuhnya dunia. Aku ingin bercerita, bukan tentang kisah jauh di masa lampau, tetapi tentang sesuatu yang sudah ada di dalam dirimu sejak engkau diciptakan.

Aku pernah menjadi seperti kebanyakan orang, sibuk mengejar sesuatu di luar diriku. Harta, kemuliaan, pujian, bahkan kasih sayang manusia. Aku kira, semua itu akan mengisi kekosongan di hati. Tapi semakin banyak yang kukejar, semakin kosong rasanya. Seperti minum air laut, semakin kuteguk, semakin haus aku dibuatnya.

Sampai suatu hari, aku sadar…

Bukan karena aku hebat, bukan karena aku pintar, tapi karena Allah menaruh seberkas cahaya di hatiku,sebuah panggilan lembut yang berkata: "Kembalilah kepada-Ku."

Pernahkah engkau memandang matahari terbenam? Warna langit berubah, perlahan matahari tenggelam, lalu malam menelan semuanya. Begitulah dunia ini, indah sesaat, lalu hilang.

Harta yang kita kumpulkan, rumah yang kita bangun, bahkan tubuh yang kita rawat… semuanya akan meninggalkan kita, atau kita yang meninggalkannya. Yang abadi hanyalah Allah. Yang tidak berubah hanyalah Dia.

Bayangkan engkau sedang berada di pasar. Semua orang sibuk menjual barangnya, menawarkan keuntungan. Tapi tiba-tiba ada seorang raja datang, memanggil namamu, dan berkata: "Ikutlah aku ke istana. Semua yang ada padaku, akan aku berikan padamu."

Bukankah engkau akan meninggalkan semua yang di pasar itu tanpa ragu? 
Begitulah jika hati kita mengenal Allah. Kita akan tahu, dunia ini tak ada apa-apanya dibanding Dia.

Aku pernah melewati masa-masa gelap, saat hidup terasa berat, dan aku merasa sendirian. Saat itu aku baru mengerti, betapa rapuhnya manusia.

Orang-orang di sekitarmu bisa menghibur, tapi tidak bisa masuk ke dalam luka terdalam di hatimu. Mereka bisa menepuk pundakmu, tapi tak bisa mengangkat beban yang menyesakkan dadamu.

Hanya Allah yang mampu.
Hanya Dia yang tahu air matamu sebelum engkau menitikannya.
Hanya Dia yang mengerti rasa sakitmu sebelum engkau sanggup mengucapkannya.

Maka, ketika aku belajar mendekat kepada-Nya, bukan sekadar lewat lisan, tapi lewat hati yang pasrah, aku merasakan ketenangan yang tak bisa dibeli.

Badai di luar tetap ada, tapi di dalam hati, lautku menjadi teduh.

Katakan padaku, siapa yang pertama kali mencintaimu?

Bahkan sebelum ibumu mengenal wajahmu, bahkan sebelum engkau bisa menangis untuk meminta susu, ada satu kasih yang sudah mengalir: kasih Allah.

Dialah yang memberi kehidupan di rahim ibumu. Dialah yang membuat udara ini bisa kau hirup tanpa bayar. Dialah yang menutup aibmu meski engkau sering melupakan-Nya.

Dan jika semua cinta di dunia ini dikumpulkan menjadi satu, itu hanyalah setetes dari lautan kasih-Nya.
Maka bukankah wajar jika cinta kepada Allah harus melebihi cinta kepada siapapun?

Aku pernah memikirkan ini:
Jika aku mencintai seseorang karena dia baik padaku, maka seharusnya aku mencintai Allah berkali lipat, karena kebaikan-Nya tidak pernah terhenti.

Banyak orang baru mencari Allah ketika terjepit. Saat sakit, saat bangkrut, saat ditinggal orang tercinta.
Aku pun dulu begitu.
Tapi aku belajar, seorang hamba sejati adalah yang mendekat pada-Nya di waktu lapang dan sempit.

Sebab kalau kita hanya mendekat di waktu sulit, itu berarti kita mencari pertolongan-Nya, bukan mencari Dia. Padahal kebahagiaan tertinggi bukan hanya selamat dari masalah, tapi bisa bersama Allah dalam setiap napas.

Aku mulai membiasakan diri berbicara dengan Allah meski tidak sedang butuh apa-apa.
Aku hanya ingin mengatakan: "Ya Allah, terima kasih untuk hari ini."
Lama-kelamaan, aku merasa aneh kalau sehari tidak mengingat-Nya.

Mungkin engkau bertanya: bagaimana caranya?
Aku akan ceritakan, seperti seorang sahabat yang membisikan rahasia.

Pertama, kenali Dia lewat nama-nama-Nya.
Ketika engkau tahu bahwa Dia Maha Pengasih, engkau akan berhenti berburuk sangka.
Ketika engkau tahu bahwa Dia Maha Melihat, engkau akan berhenti menyembunyikan dosa dari-Nya, karena memang tak mungkin.

Kedua, perbanyak mengingat-Nya.
Zikir bukan hanya di mulut, tapi di hati.
Saat bekerja, saat berjalan, bahkan saat sendiri di malam hari, ingatlah Dia yang tidak pernah tidur.

Ketiga, cintai apa yang Dia cintai, dan jauhi apa yang Dia benci.
Kalau engkau mencintai seseorang, engkau akan berusaha menyenangkan hatinya. Begitu pula dengan Allah.

Keempat, berdoalah seolah engkau sedang berbicara kepada Sahabat terdekatmu.
Jangan takut bicara panjang, jangan ragu curhat semua hal. Allah tidak pernah bosan mendengar, bahkan Dia mencintai ketika hamba-Nya meminta.

Aku akan jujur padamu: mendekat kepada Allah bukan berarti hidup bebas dari ujian.
Justru kadang ujian itu akan datang, tapi ada perbedaan besar: hatimu akan kuat.

Seperti pohon besar yang akarnya menancap dalam, diterpa badai sekalipun ia tetap berdiri.
Orang yang dekat dengan Allah punya tempat kembali. Dia tidak panik saat kehilangan, karena ia tahu, semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Dan buah yang paling manis adalah rasa rindu.
Rindu untuk bertemu dengan-Nya.
Rindu untuk berada di hadapan-Nya di surga kelak.

Aku pernah mendengar, setan punya strategi paling berbahaya. Ia tidak selalu berkata “Jangan taat”, tapi ia berkata: “Nanti saja.”
Nanti kalau sudah tua.
Nanti kalau sudah mapan.
Nanti kalau sudah selesai urusan dunia.

Padahal kita tidak tahu apakah “nanti” itu akan datang.
Maka aku katakan padamu, seperti aku menasihati diriku sendiri:
Mulailah sekarang. Sedikit demi sedikit.

Aku telah mengejar banyak hal, dan aku melihat banyak orang mengejar mimpinya. Tapi di ujung semua itu, kita akan sadar, yang benar-benar kita butuhkan hanyalah Allah.

Dunia ini seperti bayangan: kalau engkau kejar, ia akan lari. Tapi kalau engkau menghadap matahari, bayangan itu akan mengikuti.

Begitu pula dunia: kalau engkau menghadap kepada Allah, dunia akan datang dengan sendirinya.

Karena ketika engkau punya Allah, engkau tidak kehilangan apapun. Tapi kalau engkau kehilangan Allah, engkau kehilangan segalanya.

Religi
Caksis
Caksis
Anda seorang Reseller? Anda seorang pemain Affiliate di Marketplace? Atau Anda ingin menjual produk Anda sendiri secara online? Mau punya website jualan online seperti ini? Silahkan DM pada salah satu Medsos dibawah ya....
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar